ABSTRAK
PKM
merupakan wahana untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang
dilakukan oleh DP2M Ditjen Dikti melalui penyediaan dana yang bersifat
kompetitif, akuntabel, dan transparan. Yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas mahasiswa yang memiliki kemampuan
akademis dan/atau profesional serta sikap
inovatif, kreatif, mandiri, kooperatif, arif bijaksana, dan bertanggung jawab. Ada 5 jenis PKM yaitu PKM Penelitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi
(PKMT), PKM Kewirausahaan
(PKMK), PKM Pengabdian kepada
Masyarakat (PKMM), dan PKM
Penulisan Ilmiah (PKMI). Secara
garis besar proposal dan karya tulis PKM dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) bidang ilmu yaitu bidang kesehatan, pertanian, MIPA, teknologi dan rekayasa, sosial
ekonomi, humaniora, dan
pendidikan.
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting
adalah “KREATIVITAS” yang merupakan
ciri khas program ini. Oleh sebab itu,
penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah sulit untuk
dapat lolos dan dibiayai. Program PKM yang
diajukan oleh mahasiswa
bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan modifikasi ide yang
telah ada dengan cara lebih kreatif,
sehingga disini mahasiswa benar-benar diasah kemampuannya untuk dapat menimbulkan
sesuatu yang baru.
Namun seringkali mahasiswa
dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak dalam nilai kemutlakan
ilmiah. Perlu
selalu diingat bahwa sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga
sebaliknya. Hal-hal
seperti inilah yang sering terjadi dimana mahasiswa menulis proposalnya dengan
mengacu pada tugas akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan
PKM. Jadi penilai paling utama baik dalam evaluasi proposal, pelaksanaan
kegiatan dan presentasi di PIMNAS adalah unsur kreativitasnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
PKM
(Program Kreativitas Mahasiswa), dikalangan bangku perkuliahan sudah tidak
terdengar asing lagi. Melainkan setiap universitas berlomba-lomba untuk saling
menjuarai lomba PKM ini di berbagai cabang.
Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan tujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif. Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan
untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun
kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif
dalam bidang ilmunya masing-masing.
Maka dibutuhkan keterampilan
dalam membuat proposal PKM, yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan PKM itu?
2. Bagaimana
agar bisa terampil dalam membuat proposal PKM?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah bahasa
Indonesia.
2. Untuk
menambah pengetahuan tentang PKM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PKM
PKM
merupakan wahana untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang
dilakukan oleh DP2M Ditjen Dikti melalui penyediaan dana yang bersifat
kompetitif, akuntabel, dan transparan. Yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas mahasiswa agar kelak dapat menjadi pemimpin/ anggota masyarakat yang
memiliki :
1. Kemampuan
akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
2. Sikap
inovatif, kreatif, mandiri, kooperatif, arif bijaksana, dan bertanggung jawab.
Ada
5 jenis PKM yakni :
1. PKM
Penelitian (PKMP) : kreativitas yang inovatif dalam menemukan hasil karya melalui penelitian pada
bidang profesi masing-masing. Kreativitas penemuan gagasan, ketepatan metode
penelitian dan sumbangan berupa informasi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
2. PKM
Penerapan Teknologi (PKMT) : kreativitas yang inovatif dalam menciptakan suatu karya
teknologi (prototipe, model, peralatan, proses) yang dibutuhkan oleh suatu kelompok
masyarakat (kelompok tani, industri kecil, pengusaha/pedagang kecil, koperasi atau
kelompok produktif lain) yang akan dijadikan mitra kerja. PKMT mewajibkan mahasiswa
bertukar pikiran dengan mitra, karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan
yang diprioritaskan mitra. Dasar teknologi yang akan diterapkan sudah tersedia,
bukan dicari melalui penelitian dalam program ini. Namun demikian untuk penyesuaian
bisa dilakukan kalibrasi dan uji coba seperlunya dalam rangka adaptasi.
3. PKM
Kewirausahaan (PKMK) : kreativitas yang inovatif dalam penciptaan keterampilan berwirausaha
dan berorientasi pada profit. Umumnya
didahului oleh survai
pasar, karena relevansinya yang tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan
profit bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan keterampilan berusaha yang
dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK, begitu juga pelaku aktivitas
usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK adalah kelompok mahasiswa pengusul PKMK.
Kelompok mahasiswa pengusul sebagai wirausahawan baru bisa menjalin kerjasama
dengan kelompok masyarakat produktif, namun dana PKMK tidak dimaksudkan untuk membantu
peningkatan ekonomi kelompok masyarakat tertentu. Dalam PKMK sama sekali tidak
diijinkan dilakukannya penelitian/ percobaan untuk mencari temuan.
4. PKM
Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) : kreativitas yang inovatif dalam melaksanakan
program membantu masyarakat, yaitu program yang mampu memberikan peningkatan
kecerdasan, keterampilan, dan pengetahuan masyarakat seperti penataan dan perbaikan
lingkungan, pelatihan keterampilan kelompok masyarakat, pengembangan kelembagaan
masyarakat, penciptaan karya seni dan olah raga, dll. PKMM menuntut ditetapkannya
masyarakat sasaran strategis dan persoalannya sebelum menyusun proposal.
Pengetahuan atau teknologi yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian sudah
harus dikenal dan dikuasai. Tidak ada kegiatan penelitian dalam PKMM.
5. PKM
Penulisan Ilmiah (PKMI) : kreativitas yang inovatif dalam penulisan ilmiah dari
suatu hasil karya mahasiswa dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
(praktek lapang, KKN, PKM, magang, dll). Usulan PKMI berupa artikel ilmiah yang
siap cetak dan tulisan yang dibuat berasal dari hasil karya mahasiswa peserta
yang telah selesai dilaksanakan.
Secara garis besar proposal dan karya tulis PKM
dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) bidang
ilmu yaitu:
1. Bidang
Kesehatan, yang meliputi: Farmasi, Gizi, Kebidanan, Kedokteran, Kedokteran
Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Psikologi.
2. Bidang Pertanian, yang meliputi: Kedokteran Hewan, Kehutanan,
Kelautan, Perikanan, Pertanian, Peternakan, Teknologi Pertanian.
3. Bidang MIPA, yang meliputi: Astronomi, Biologi, Geografi,
Fisika, Kimia, Matematika.
4. Bidang Teknologi dan Rekayasa, yang meliputi:
Informatika, Teknik, Teknologi Pertanian.
5. Bidang Sosial Ekonomi, yang meliputi : Agribisnis
(Pertanian), Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bidang Humaniora, yang meliputi : Agama, Bahasa, Budaya,
Filsafat, Hukum, Sastra, Seni.
7. Bidang Pendidikan, yang meliputi Program Studi Ilmu-Ilmu
Pendidikan di bawah Fakultas Kependidikan.
B. Terampil Menulis PKM
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting
adalah “KREATIVITAS” yang merupakan
ciri khas program ini. Oleh sebab itu,
penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah sulit untuk dapat
lolos dan dibiayai. Perlu ditekankan
bahwa PKM ini tidak sama dengan proposal yang disusun oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya bersifat sangat ilmiah.
Kata
kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini menurut
Encyclopedia Britanica (2002) adalah “The
ability to make or otherwise bring into existence something new, whether a new
solution to a problem, a new method or device, or a new artistic object or form”. Sedangkan definisi menurut Roget’s II
Thesaurus, kreatif itu adalah “ characterized
by or productive of new things or new idea : innovative, inventive” Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki
tiga ciri, yaitu adalah “promoting construction or creation”, “having ability of power to create” dan “having the power or productive of new things
or new ideas”. Ide baru yang
dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus
canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara
memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih
kreatif.
Beberapa contoh judul proposal PKM antara lain:
ü “Komersialisasi Produk Bakso Berkalsium
Tinggi, Sehat dan Aman untuk Dikonsumsi”. Judul ini akan menarik perhatian
pembaca, karena penulisan judulnya yang kreatif. Lain halnya apabila judulnya
“Komersialisasi Produk
Bakso”, akan sulit bagi kelompok ini untuk mendapatkan dana PKM. Disebabkan karena produk bakso
tersebut sudah sangat dikenal di masyarakat.
Oleh sebab itu, judul yang
diajukan oleh kelompok mahasiswa ini menjadi “biasa-biasa” saja yang tidak ada
unsur kreativitas di dalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan
kegiatan PKM yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan hasil
penelitian yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat
dalam unsur “bakso” yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia. Sumber kalsium yang
digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan dari limbah
pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya sangat
murah. Tulang rawan ini selanjutnya
diproses untuk menjadi tepung tulang rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso
yang dibuatnya. Dengan
memadukannya dengan proses pembuatan yang higienis, maka tercipta bakso baru
yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan menkonsumsi
kalsium tinggi. Sehingga
disamping susu berkalsium tinggi yang harganya relatif mahal, masyarakat diberi
alternatif lain yang lebih murah, tanpa mengubah kegemarannya mengkonsumsi
bakso.
ü “Pemanfaatan
Limbah Whey Keju dalam Pembuatan Nata” ada dua unsur kreatif yang
terkandung pada judul ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari
whey. Dalam pembuatan keju, sering whey
menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila limbah ini dibiarkan, maka limbah ini
dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan
memanfaatkan limbah ini dan mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi
nata, maka diharapkan kelompok mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah
lingkungan. Apabila
terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk yang dibuat
dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih dan rasa khas kelapa, yaitu yang
sering disebut nata de coco. Kelompok
mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata
secara kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey. Kualitas nata yang dihasilkan sangat baik,
sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini dapat dibuat
dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.
ü “Ekstrak Daun Sirih sebagai Obat Mastitis
pada Sapi Perah”. Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk memecahkan masalah
utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang
mengakibatkan susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi
yang terkena mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya
mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan
mastisis ini, biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak
terjangkau oleh peternak rakyat. Dengan
memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat tentang khasiat daun sirih
sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok mahasiswa ini mencoba
mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara
aplikasinya, kelompok ini telah berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi
perah melalui pengobatan yang yang ramah lingkungan.
Jadi
dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM yang
diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan
modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.
Seringkali
mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak dalam nilai
kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat
bahwa sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga
sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada
kelompok mahasiswa yang mengajukan judul “Mekanisme
Penyerapan Kalsium dalam
Darah Orang Dewasa”, maka kemungkinan besar evaluator
menilai proposal yang diajukan dengan
judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung unsur kreativitas.
Hal-hal
seperti inilah yang sering terjadi dimana mahasiswa menulis proposalnya dengan
mengacu pada tugas akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan
PKM. Jadi penilai paling utama baik dalam evaluasi proposal, pelaksanaan
kegiatan dan presentasi di PIMNAS adalah unsur kreativitasnya.
KESIMPULAN
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan wahana untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasi mahasiswa yang dilakukan oleh DP2M Ditjen Dikti melalui
penyediaan dana yang bersifat kompetitif, akuntabel, dan transparan, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas mahasiswa agar kelak dapat menjadi pemimpin/ anggota
masyarakat.
2.
Dalam
penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting adalah “KREATIVITAS” yakni bukan
merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan modifikasi ide yang telah
ada dengan cara lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
created together with Marfuatun Sholihah;Nophela Setyoningrum;Novitasari;Siti Fatimah ==fhuns2011
Komentar
Posting Komentar